Gejala - Gejala Awal Anak Autis

Posted by Nanang Sabo on Monday, April 22, 2013

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 International Classification of Diseases 1993 dan DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk autis infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.

Kriteria tersebut adalah : Harus ada sedikitnya 6 gejala dari gangguan (1), (2), (3) seperti di bawah ini, dengan minimal 2 gejala dari gangguan (1) dan masing-masing 1 gejala dari gangguan (2) dan (3).

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minumal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :
  • Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
  • Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
  • Tidak ada empati dan tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
  • Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
  • Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
  • Bila anak bisa berbicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
  • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
  • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan di ulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
  • Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
  • Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
  • Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum anak berumur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang interaksi sosial, bicara dan berbahasa, dan cara bermain yang monoton, serta kurang variatif. Kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.

Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana penyandang autis / anak autis ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhan lebih besar.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment