Pencegahan Anak Autis Sejak Masa Kehamilan

Posted by Nanang Sabo on Monday, April 22, 2013

Secara teori, penyebab dan faktor resiko dari penderita autis masih belum jelas, maka strategi pencegahan mungkin tidak bisa dilakukan secara optimal. Dalam kondisi seperti ini, upaya pencegahan tampaknya hanya bertujuan agar gangguan perilaku yang terjadi tidak semakin parah dan bukan untuk mencegah terjadinya autis. Upaya pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian faktor resiko autis.

Pencegahan autis dapat dilakukan sedini mungkin sejak kehamilan. Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan, seseorang harus melihat dan mengamati penyebab dan faktor resiko terjadinya gangguan perkembangan janin sejak dalam kehamilan. beberapa cara Untuk mengurangi atau menghindari resiko yang bisa timbul dalam kehamilan dapat melalui beberapa cara, diantaranya :

1. Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, jika perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan

2. Melakukan pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, Herpes atau Hepatitis)

3. Periksa dan konsultasi kedokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala

4. Selalu mengikuti nasihat dan petunjuk dokter dengan baik

Bila terdapat perdarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi, yang bisa mengakibatkan gangguan pada otak dan janin. Perdarahan pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelainan prematur atau bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir yang rendah berpotensi tinggi resiko terhadap terjadinya autis dan gangguan bahasa lainnya.

Berhati-hatilah minum obat selama kehamilan, bila perlu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Terutama untuk obat-obatan yang diminum selama kehamilan trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide (sejenis zat yang berfungsi mengikat protein Cereblon yang dapat menyebabkan cacat embrio) pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan syaraf pusat yang mengakibatkan anak autis dan gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbicara.

Bila bayi beresiko alergi, sebaiknya ibu mulai menghindari asap rokok, debu, atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan.

Hindari makanan yang terbuat dari bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan. Jaga kebersihan makanan, sanitasi, dan kebersihan diri serta lingkungan. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.
More aboutPencegahan Anak Autis Sejak Masa Kehamilan

Gejala - Gejala Awal Anak Autis

Posted by Nanang Sabo

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 International Classification of Diseases 1993 dan DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk autis infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.

Kriteria tersebut adalah : Harus ada sedikitnya 6 gejala dari gangguan (1), (2), (3) seperti di bawah ini, dengan minimal 2 gejala dari gangguan (1) dan masing-masing 1 gejala dari gangguan (2) dan (3).

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minumal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :
  • Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
  • Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
  • Tidak ada empati dan tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
  • Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
  • Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
  • Bila anak bisa berbicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
  • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
  • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan di ulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
  • Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
  • Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
  • Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum anak berumur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang interaksi sosial, bicara dan berbahasa, dan cara bermain yang monoton, serta kurang variatif. Kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.

Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana penyandang autis / anak autis ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhan lebih besar.
More aboutGejala - Gejala Awal Anak Autis

Ciri Anak Autis atau Anak Berkebutuhan Khusus

Posted by Nanang Sabo

Anak berkebutuhan khusus berbeda dari anak-anak biasa dalam hal ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, kemampuan komunikasi, tingkah laku sosial ataupun ciri-ciri fisik (special needs). Anak-anak dalam kategori ini misalnya anad dengan masalah pendengaran (tunarungu), penglihatan (tunanetra), masalah dalam pemeblajaran meliputi cacat mental, autisme, cerebral palsy, masalah dalam komunikasi, penuturan dan bahasa, down syndrome, hiperaktif atau gangguan konsentrasi (attention defisi disorder), gangguan emosi, diskalkulia, disgrafia, disleksia, serta berbagai ketidakmampuan lainnya. Istilah autisme berasal dari kata autos yang berarti diri sendiri dan isme yang berarti paham. Ini berarti bahwa autisme memiliki makna keadaan yang menyebabkan anak-anak hanya memiliki perhatian terhadap dunianya sendiri. Autisme adalah kategori ketidakmampuan yang ditandai dengan adanya gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial, gangguan indriawi, pola bermain dan perilaku emosi. Gejala autisme mulai terlihat sebelum anak-anak berumur tiga tahun. Keadaan ini akan dialami di sepanjang hidup anak-anak tersebut. anak autis sering menimbulkan kekeliruan bagi pengasuhnya karena mereka kelihatan normla tetapi memperlihatkan tingkah laku dan pola perkembangan yang bebeda. Pemahaman dan tanggapan yang salah terhadap keadaan ini akan menyebabkan hambatan perkemabngan yang serius dalam semua bidang, terutama dalam bidang kemampuan sosial dan komunikasi.
More aboutCiri Anak Autis atau Anak Berkebutuhan Khusus

Ciri - Ciri Autisme Pada Anak

Posted by Nanang Sabo

Anak autisme mempunyai masalah atau gangguan dalam aspek berikut :

1. Komunikasi :
  • Perkembangan bahasa yang lambat
  • Terlihat seperti memiliki masalah pendengaran dan tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh orang lain
  • Jarang berbicara
  • Sulit untuk diajak berbicara
  • Kadang bisa mengatakan sesuatu namun hanya sebentar saja
  • Perkataan yang disampaikan tidak sesuai dengan pertanyaan
  • Mengeluarkan bahasa yang tidak dapat dipahami oleh orang lain
  • Meniru perkataan atau pembicaraan orang lain (echolalia)
  • Dapat meniru kalimat atau nyanyian tanpa mengerti maksudnya
  • Suka menarik tangan orang lain bila meminta sesuatu
2. Interaksi sosial :
  • Suka menyendiri
  • Sering menghndari kontak mata dan selalu menghindar dari pandangan muka orang lain
  • Tidak suka bermain dengan temannya dan sering menolak ajakan mereka
  • Suka memisahkan diri dan duduk memojok
3. Gangguan indra:
  • Sensitif pada sentuhan
  • Tidak suka dipegang atau dipeluk
  • Sensitif dengan bunyi yang keras
  • Suka mencium dan menjilat mainan atau benda-benda lain
  • Kurang sensitif pada rasa sakit dan kurang memiliki rasa takut
4. Pola bermain :
  • Tidak suka bermain selayaknya anak-anak usianya.
  • Tidak suka bermain dengan rekan seusianya
  • Tidak bermain mengikuti pola biasa dan suka memutar-mutar atau melempar dan menangkap kembali mainan atau apa saja yang dipegangnya.
  • Menyukai objek-objek yang berputar seperti kipas angin
  • Apabila ia menyukai suatu benda, ia akan terus memegangnya dan dibawa-bawa ke mana saja.
5. Tingkah laku :
  • Bersifat hiperaktif ataupun hipoaktif
  • Melakukan perbuatan atau gerakan yang sama berulang-ulang, seperti bergoyang-goyang, mengepak-ngepakkan tangan dan menepuk tangan, berputar-putar, merusak dsb

More aboutCiri - Ciri Autisme Pada Anak

Gejala Anak Autis

Posted by Nanang Sabo

Autisme / Anak Autis  adalah suatu keadaan dimana seorang anak berbuat semaunya sendiri baik cara berfikir maupun berperilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya seitar usia 2-3 tahun. Autisme bisa mengenai siapa saja, baik yang sosial-ekonomi mapan maupun kurang, anak atau dewasa dan semua etnis.

Autisme ditandai oleh ciri-ciri utama, antara lain :
  • Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya
  • Tidak bisa bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya
  • Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kalinan mental pada anak =autistic-children)
  • Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan.
Gejala-gejala ini bervariasi beratnya pada setiap kasus tergantung pada umur, inteligensia, pengaruh pengobatan dan beberapa kebiasaan pribadi lainnya.

More aboutGejala Anak Autis

Definisi Autisme

Posted by Nanang Sabo on Sunday, April 21, 2013

Dalam kamus kedokteran, autis didefinisikan sebagai keadaan introversi mental dengan perhatian yang hanya tertuju pada ego sendiri. Anak yang mengalami gangguan ini akan terlihat lebih emosional, serta di tandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

Secara umum, anak yang mengalami gangguan ini akan mengalami efek pada sistem pencernaan, syaraf, dan kekebalan tubuh. Efek enzim dipeptil transferase yang berlebih dalam tubuhnya menyebabkan si anak autis tidak bisa mencerna casein (susu sapi) dan gluten (terigu). Jika tetap mengkonsumsi makanan tersebut, dapat
dipastikan kadar morfin di otak yang berasal dari zat-zat tersebut meningkat, lalu anak terkesan berperilaku seperti morfinis (ketagihan obat).

Autis merupakan kelainan syaraf yang unik, karena tidak ada tes medis yang dapat membedakan diagnosis autis. EEG, X Ray, pemeriksaan darah, dan lain-lain pada umumnya normal. Diagnosisnya hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional yang sudah terbiasa.

Jika seorang bayi mengalami autis, ketika dipanggil namanya dia tidak merespons. Bayi juga terlihat kurang menjalin hubungan mata dengan orang lain. Ketika berumur 1 tahun, ia belum bisa menunjuk. Lebih dari 1 tahun perkembangan kemampuan bahasa agak terlambat. Jika sudah bisa berbahasa, penggunaannya tidak secara produktif maupun kosa kata bagus.

Secara garis besar dia tidak memperhatikan keberadaan orang lain, mungkin juga membuat kontak dengan anak lain, tetapi tidak tahu bagaimana harus bertindak. Ketika mengikuti permainan, ia terlihat kasar, mengulang-ulang dan tampak gelisah. Autis dirasakan oleh seseorang hingga dia beranjak dewasa. Anak yang menderita autis akan merasa sebagai orang asing di lingkungannya sendiri. Kadang dia merasa dirugikan dalam kelompok orang dan dia juga sering tidak mengerti bahasa tubuh dan petunjuk nonverbal.

Peran orangtua sangat penting dalam mencegah progresivitas gangguan yang terjadi, baik gangguan komunikasi, learning disabilities, maupun autis. Untuk itu, orangtua perlu meningkatkan pengetahuan tentang kelainan-kelainan tersebut mengingat kejadiannya yang makin meningkat. Jika sudah diketahui terjadi, orangtua perlu bekerja sama dengan terapis dan berbagai pengalaman dengan membentuk parent support group. Dan yang paling penting adalah dengan tetap menjaga keseimbangan hidup dalam keluarga.

Secara garis besar, autis adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial, dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan autis infantil. Gejala autis infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya bisa melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun, dan yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya interaksi tatap mata.

More aboutDefinisi Autisme